Selasa, 05 Februari 2019

IMUNOTERAPI KANKER DENGAN SEL-T



Kanker adalah salah satu sebagai penyebab utama kematian di dunia. Berbagai perubahan yang mempengaruhi alam dan lingkungan karena campur tangan manusia yang merusak sekitarnya, hal ini juga berkontribusi terhadap meningkatnya penyakit kanker pada manusia.

Terapi kanker yang inovatif dan efektif sangat diperlukan untuk pasien kanker, kurangnya biomarker kanker yang ideal untuk deteksi dini atau diagnosis. Perawatan kanker tradisional, termasuk operasi, kemoterapi dan terapi radiasi, menunjukkan kemanjuran yang sangat terbatas khususnya untuk pasien dengan penyakit stadium akhir. Disisi lian pengobatan kemoterapi dan radioterapi sering menimbulkan efek samping yang cukup besar.

Belakangan baru saja ditemukan  vaksin / obat berbasis imunoterapi sipuleucel-T (Provenge ® ) dan ipilimumab (Yervoy ® ) untuk kanker prostat stadium lanjut dan melanoma metastatik, uji klinis Fase III vaksin peptida gp100 pada pasien dengan melanoma lanjut telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dengan adanya ini di harapkan imunoterapi kanker telah menjadi bagian penting dalam merawat pasien kanker khususnya dengan penyakit lanjut atau refrakter.
  
Poin kunci dari imunoterapi adalah menggunakan sistem kekebalan pasien sendiri untuk mengendalikan dan menghancurkan sel-sel kanker. Imunoterapi kanker memiliki beberapa keunggulan utama dibandingkan terapi tradisional: spesifisitas tinggi, selian itu relatif tidak ada efek samping untuk imunisasi aktif, kalaupun ada efekya hanya sedikit, yaitu meskipun efek buruk dapat terjadi pada transfer sel adopsi (ACT) tapi ini dalam batas  keamanan yang baik.

Pasien  kanker yang mendapatkan imunoterapi menggunakan  sel T yang dimodifikasi secara genetik yang di targetkan ke sel kanker.  Sel T , atau T limfosit , adalah jenis limfosit (subtipe dari darah putih sel ) yang memainkan peran sentral dalam sel kekebalan -dimediasi. Sel T dapat dibedakan dari lainnya limfosit , seperti B sel dan pembunuh alami sel , dengan kehadiran T - sel reseptor pada sel permukaan. Tumor-infiltrating limfosit berbasis transfer sel adopsi (ACT) telah menghasilkan tingkat respon objektif 49-72% pada pasien dengan melanoma metastatik yang sulit disembuhkan dengan terapi standar.

Sistem kekebalan bawaan dan didapat memainkan peran penting dalam pengawasan kekebalan dan pertahanan kekebalan, oleh karena itu, penggunaan sistem kekebalan untuk menghilangkan kanker adalah pendekatan yang sangat menjanjikan untuk pengobatan kanker.

Diharapkan lebih banyak lagi perkembangan tentang pengobatan kanker ini sehingga bisa mengurangi rasa sakit pengobatan kanker saat ini.