Rabu, 22 Mei 2013

HMM.... DOKTER ???

Baru kemarin setelah lihat berita-berita tentang Indonesia ada sesuatu yang sangatlah menarik bagi saya, tersiar bahwa dokter-dokter di Indonesia melakukan demonstrasi di jalan... wah  menarik sekali, dan tidak heran kalau para dokter demonstrasi ke jalan... karena memang salah satunya pekerjaan dokter menuntut kami  untuk jalan, contohnya kalau dokter di puskesmas terpencil untuk mencapai pasien yang terdapat di puskesmas pembatunya (pustu) yang lebih pelosok lagi pastilah harus jalan, kalau tidak maka terlantarlah pasien di pustu itu, atau kalau kami di UGD dan pasien sedang banyak-banyaknya bukan hanya jalan lagi bahkan bisa juga sambil berlari untuk menolong pasien sana-sini. Jadi jalan untuk demonstrasi tidaklah heran selama dokter juga punya hak  yang sama seperti manusia lainnya. Menurut saya mungkin jika di pertimbangkan untuk dokter yang bekerja di garda paling depan contoh dokter-dokter umum di UGD ataupun dokter-dokter umum yang di puskesmas terpencil juga dokter2-dokter lainnya yang pekerjaanya pada ujung tombak kesehatan, tidak ada salahnya di pertimbangkan tentang kesejahteraanya oleh pemerintah, dan pastilah hendaknya kalau sudah diberikan kesejakteraan yang memadai... ayo kita para dokter lakukan kewajiban kita sesuai dengan sumpah jabatan kita, karena kita hidup untuk kebaikan bersama. 

Dari tulisan berita yang saya baca ada satu tulisan yang cukup menarik untuk di posting ulang saya dapat dari kompasiana tanggal 21/05/2013 penulisnya Eijiro Sugiyama Edison MD, judulnya Jayalah Dokter Indonesia tulisanya sebagai berikut

Kalau dipikir-pikir, entah sejak kapan masyarakat menganggap dokter = kaya, dokter = makmur seperti kebanyakan yang didoktrin kepada kami sebelum memilih jurusan ini ketika akan tamat bangku sekolah di SMA. Bahwa jadi dokter itu pasti senang, jadi dokter itu kaya.  Sehingga jika ada sedikit saja pembicaraan yang mengarah kepada tuntutan dokter tentang kesejahteraan dan katakanlah uang saku/gaji perbulannya yang sangat tidak memadai untuk resiko dan beban kerja yang dihadapi dokter, masyarakat dan media tanpa ampun langsung mencemooh dengan kejam, menganggap seakan dokter mata duitan dan  tidak tulus mengabdi.

nah, mari kita bicara terbuka sekarang…
kita ambil contoh yang paling mudah, dokter PNS. Dokter termasuk pegawai golongan 3B, gaji pokok Rp 2.2 juta plus tunjangan fungsional Rp 300ribu, total Rp 2.6 juta tanpa tunjangan lain yang seharusnya berkaitan dengan resiko profesi. Dokter disama-ratakan dengan PNS bidang lain, yang tidak harus siap sedia 24jam tanpa kecuali, diluar jam kerja karena bisa sewaktu-waktu dipanggil lagi karena ada pasien gawat atau bencana alam ataupun visum, tidak harus masuk piket kerja saat hari raya, tidak terpapar berbagai penyakit mulai dari yang ringan semisal flu sampai yang terberat seperti hepatitis B ataupun HIV. Juga tidak perlu kuatir membawa penyakit2 tersebut ke rumah dalam jangkauan keluarga tercinta, tidak perlu stres karena tiap saat harus terancam resiko malpraktek yang minimal tuntutannya hingga Rp 500juta. Dengan gaji RP 2.6 juta/bulan, mau lunas kapaaan??
tidak ada tunjangan khusus untuk resiko berbagai macam penyakit, tidak ada asuransi khusus untuk dokter, tidak ada sertifikasi, tidak ada remunerasi.  Jangan heran kalau anda semua lihat jika ke puskesmas, lebih banyak “bu dokter” daripada “pak dokter”. Saat tuntutan hidup begitu tinggi, sulit sekali bagi “pak dokter” yang notabene penanggungjawab keluarga untuk tetap “mengabdi” sedangkan ada anak istri yang perlu dicukupi kebutuhannya, ada pendidikan anak yang perlu dipikirkan juga. Mungkin “pak dokter” lebih memilih untuk bekerja di swasta atau meneruskan pendidikannya di jenjang spesialis. Padahal kenyataan pilihan spesialis tersebut pun belum pasti menjadi jalan keluar yang lebih mudah.
dokter mau kerja di swasta?? Sayang sekali, pilihan ini pun tidak selalu bersahabat. Uang duduk di klinik 24 jam rata-rata Rp 100ribu/24 jam, jasmed (jasa medis) Rp 1000/pasien. Tapi jangan dikira yang namanya “uang duduk”, itu berarti kita duduk-duduk saja di klinik sambil ngemil pisang goreng. OOOO tidaak… 24 jam itu betul-betul kerja dan tindakan. Kerja dan tindakan.  Kalau dipikir-pikir jasa medis Rp 1000/pasien, mending jaga parkiran motor di depan klinik. Itupun cuma perlu ada saat yang punya motor datang lagi untuk ngambil motornya, plus modal sebuah peluit. Tidak perlu modal belajar “sepanjang hayat”, tidak perlu ada rasa dihantui bayangan tuduhan malpraktek oleh masyarakat dan media  yang terkadang sok tahu tapi tidak pernah tahu apa yang terjadi sebenarnya, apa patofisiologi yang terjadi.


Kerja di rumah sakit swasta, terbentur dengan tidak adanya jaminan kesehatan, rata-rata hanya mengontrak dokter tanpa diasuransikan kesehatan, jadi dokter yang terpapar begitu banyak penyakit dan beban kerja yang tinggi harus selalu menjaga kesehatannya. Kalau lagi sial  kena penyakit, ya itu derita ditanggung sendiri, ujung-ujungnya bangkrut karena duit tidak cukup bahkan untuk mengobati diri sendiri.  DKK, Dokter klinik ke klinik, “ngamen”, akhirnya seperti itulah nasib dokter di sector swasta.

Sekolah lagi?? Hahaha, jalan begitu panjaaaang dalam pendidikan dokter umum, 6 tahun lamanya digembleng, toh hasil nya bahkan lebih rendah dibandingkan sopir bus transjakarta. Sabar kalian bilang?? Tidak usah gunakan kata sabar dan mengabdi kepada kami. Kata-kata itu sudah begitu setia menjadi bagian dari kehidupan dokter dan paramedis. Kalau tidak, sudah sedari dulu kami “mogok”. Begitu tidak adilnya pemenuhan kesejahteraan bagi kami para dokter dan paramedis. Bahkan ditambah lagi dengan pejabat pemerintah dan anggota DPR yang terhormat yang semena-mena mencemooh kerja keras dan kerja bakti kami, ditambah lagi pemberitaan media yang jelas-jelas lebih senang menjual berita negative tentang dokter-paramedis dibanding sebegitu banyak positif nya. Buruh tidak digaji dibilang perbudakan, dokter tidak digaji itu pengabdian. Pernahkah ada yang tahu banyak dokter yang PTT didaerah terpencil, rela bekerja tanpa digaji. Ada satu cerita, teman sejawat saya yang PTT di daerah pedalaman. Walaupun hari sudah malam dini hari, tetap memenuhi panggilan keluarga pasien, yang memaksa si dokter untuk melihat keluarganya yang sakit. Setiba di rumah tujuan, si sakit yang dimaksud tadi hanyalah gatal2 dan menurut hemat keluarga pasien, itu adalah penyakit yang harus diobati saat itu juga. Dalam perjalan pulang, sang dokter mengalami kecelakaan patah tungkai bawah, karena mengendarai motor dalam keadaan hujan dan jalan yang licin dan berlumpur (mengingat tempat tugas di daerah pedalaman dan belum begitu banyak akses jalan yang bagus). Dan karena tidak ada biaya, terpaksa memutuskan rawatan dirumah. Pernahkan media memberitakan hal demikian?? Pernahkah masyarakat membaca hal yang demikian?? Masyarakat pun seolah dibutakan oleh janji-janji manis para pemimpin yang seolah-olah menggratiskan biaya kesehatan, padahal nyatanya anggaran kesehatan tidak pernah dinaikkan. Akibatnya dokter-paramedis-manajemen puskesmas dan rumah sakit yang selalu dijadikan kambing hitam.

dokter internship hanya digaji Rp 1.2 juta / bulan. Mereka disebar diberbagai penjuru negeri hanya dengan uang hidup Rp 1.2 juta yang pembayarannya dirapel per tiga bulan tanpa uang kost-uang makan-uang transport. Semua dipukul rata 1.2 juta per orang tanpa melihat dimana dia ditugaskan. Tanpa melihat gimana beban ekonomi di tempat dokter internship ditugaskan. Miris rasanya saat mendengar ada dokter internship uang harus kerja part time di swalayan 24 jam ind*mar*t menjadi kasir. Astagfirullah, ini bukan pengabdian.. sungguh… Ketika saya menceritakan ini ke sensei di Jepang, mereka terkejut dan balik bertanya, kalau memang begitu, bagaimana caranya si dokter tadi bisa fokus untuk kesembuhan pasien?? Bagaimana caranya si dokter bisa full menunaikan kewajibannya, memberikan pelayan maksimal untuk pasien??

Jadi spesialis??
pernah tahu jasa medis untuk seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk operasi SC (Sectio cesarea) dengan resiko 2 nyawa, ibu dan anak?? Hanya Rp 80 ribu per operasi.  Sama seperti biaya masang kaca spion di bengkel mobil. How come?? Yang ditangani ini manusia, bukan mobil. Belum operasi lain semisal laparotomy Rp 100ribu, tonsilektomi Rp 10 ribu. Itu semua sampai kapanpun gak akan pernah bisa membayar kalau suatu saat terkena tudingan malpraktek.

jadi kawan, mohon jangan cemooh kami jika ada dokter-dokter yang terpaksa turun di jalan demi memperjuangkan ketidakadilan ini. Dokter bukanlah dewa, bukan juga makhluk suci. Dokter hanyalah manusia biasa yang memiliki dapur yang harus terus mengepul , memiliki anak istri yang harus dinafkahi, memiliki cita-cita untuk memberi pendidikan yang baik dan layak untuk anak-anaknya. Banyak masyarakat yang bilang dokter Indonesia tidak piawai, tidak peka, tidak mau mendengar keluh kesah pasien.

Tidak seperti dokter di negeri tetangga yang begitu baik dan mau mendengar. Apakah masyarakat tahu, disaat yang bersamaan, si dokter sedang pusing memikirkan bagaimana mencari tambahan nafkah di tempat lain,harus memikirkan nafkah anak istrinya dirumah, harus bisa menjamin pendidikan anaknya. Dokter dinegeri tetangga tidak perlu memikirkan tetek-bengek seperti itu, karena semua sudah ditanggung negara. Dan akhirnya mereka bisa full dalam melayani pasien, mendengarkan keluh kesah pasien.Tidak bisa dipungkiri juga ada beberapa TS dokter yang bisa anda lihat berkebalikan dengan fakta-fakta yang ada, tapi itu semua hanyalah puncak gunug es. Yap, jauh lebih banyak lagi TS dokter yang hidupnya betul-betul “MENGABDI”.

kami sadar, inilah profesi yang telah kami pilih. Harapan kami supaya para petinggi negeri ini, yang duduk di kursi terhormat sana, bisa memikirkan nasib dan kesejahtraan para dokter Indonesia. Bukan demi hidup materialistis, tapi demi hidup yang layak. Sehingga bisa full memberikan pelayan terbaik yang kami bisa untuk masyarakat.

Eijiro Sugiyama Edison MD
Division of Cardiovascular Medicine
Jichi Medical University Tochigi Japan
Dokter Internship RSUD Pariaman
Dokter Internship puskesmas Naras
Pariaman- 2010

Semoga posting kali bisa sebagai masukan bahwa ada sisi ain yang harus kita pertimbangkan. 


Jumat, 10 Mei 2013

9 .5 .45


Pertama melihat angka di judul mungkin sedikit aneh, itu juga yang saya rasakan sewaktu melihat poster-poster di jalan yang hanya  menuliskan 9.5.45, setelah saya bertanya kepada orang yang cukup di percaya, ternyata angka itu adalah tanggal kemenangan Rusia. Kemudian saya berpikir lagi kapan Rusia pernah di jajah? karena setahu saya rusia belum pernah di jajah sama sekali bahkan merupakan negara yang tidak pernah di jajah, bertanya lagi saya "kemenangan dari mana?".... Memang benar Rusia tidak pernah dijajah,  tapi hampir dijajah oleh Jerman saat masa Nazi saat perang dunia ke II,  hanya saat itu Rusia  menang dari seranggan Jerman.  


Itu sekelumit cerita tantang angka 9 Mei 1945, dimana merupakan hari kemenangan yang di peringati rakyat Rusia, bahkan di bebrapa pecahan negara Uni Soviet. Saya angkat ini karena cukup menarik yang saya lihat pada hari ini. Dan saya juga ingin tau banyak tentang cara rakyat rusia atau penduduk moskow kususnya peringatan hari ini. Maka saya ikut untuk melihat apa saja yang di kerjakan untuk memperingatinya. 


Sama halnya dengan Indonesia, di Rusia Moscow khususnya pada hari kemenangan di laksanan upacara, tapi  di sini tidaklah seperti upacara bendera seperi 17 Agustus yang  kita rayakan, ternyata lebih mirip seperti upacara seperti HUT TNI  5 Oktober yang di laksanan dahulu di parkir Timur, dimana penduduk Indonesia yang ada di Jakarta bisa dengan leluasa menyaksikan secara langsung dan dari dekat berlangsungnya upacara. Hanya di sini upacara hanya bisa di lihat dari kejauhan. 



Upacara di hadiri oleh seluruh pasukan angkatan bersenjata Rusia yang terpusat di Kremlin (Red Square), di mulai tepat jam 10 pagi waktu Moscow, pada jalan-jalan utama tertentu yang menuju Kremlin sudah siap parade mobil yang mengangkut seluruh amunisi buatan Rusia dari yang sedang sampai yang besar, paser-panser buatan rusia, Tank baja buatan rusia, juga peralatan arteleri buatan Rusia, yang semuanya merupakan peralatan angkatan bersenjata canggih buatan Rusia.


Di udara tidak mau kalah, parade helikopter buatan Rusia, pesawat tempur Sukoi, pesawat cargo, juga tidak ketinggalan pesawat pengisi bahan bakar di udara yang semuanya made in Rusia. 

Semua di pamerkan dengan bangga walau  jika di bandingkan dengan HUT TNI di Indonesia atraksi prajurit ataupun atraksi pesawat yang di tampilkan Rusia masih kalah jauh dengan atraksi yang di tampilkan pada HUT TNI. Tapi warga Moscow sanggatlah antusias sekali untuk menyaksikan upacara ini, bahan mereka rela berjalan cukup jauh untuk menyaksikannya, dan mereka menyaksikan seluruh atraksi dari jauh bisa di bilang tidak terliahat kecuali atraksi pesawat di angkasa.

Untuk melihat atraksi ini penduduk Moskow rela juga untuk agak berdesak - desakkkan, naik ke atas genteng, bakan naik ke atas tiang bendera demi melihat atraksi dari kejauhan.


Kesimpulan yang saya ambil dari ini, tidaklah heran jika Rusia ternyata masih merupakan negara yang di segani oleh negara Amerika karena Rusia bisa memproduksi senjata-senjata canggih dari laut berupa kapal laut  dan selam beserta amunisinya,  darat persenjataan alteleri, alat peluru tembak dari yang kecil sampai yang besar sekalipun,  panser bahkan tank baja, udara yang juga peasawat udara sanggat canggih. Dan walaupu n mereka masih negara yang penuh korupsi tapi mereka tidaklah melakukan korupsi  untuk kemajuan tenologi bagi negara, bahkan mereka kembangkan, sampai saat ini pun kemajuan tehnolodi luar angkasa Rusia masih di bilang saingan untuk NASA-nya Amerika.

Saya berharap kita mempunya PINDAT, kita punya PT DI  yang bisa memproduksi pesawat dan senjata cangih tapi saya tidak tau kenapa perkembangannya masih jalah di tempat, saya rasa potensi sumber daya manusia indonesia tidaklah bodoh, bahkan bisa dibilang sebanding dengan orang yang di negara maju. Yang saya rasa kita juga bisa mengembangkan tenologi ruang angkasa kita.... Hmm tapi kapan... Setidaknya kita harus terus bermimpi dan mewujudkanya...

Jumat, 03 Mei 2013

MENGGINTIP PEMBUATAN GZHEL DI MOSCOW RUSSIA


Kali ini saya bersama ibu-ibu berkunjung ke pabrik keramik dekat moskow yang memproduksi produk Gzhel

Gzhel adalah jenis gerabah yang namanya diambil dari suatu desa (disana ada sekitar 30 desa penghasil Gzhel) yang telah lama tanahnya terkenal dengan tanah liat tahan api. Letak daerah ini yaitu di beberapa kilo meter seblah selatan dari Moskow

Dari daerah ini telah memasok tanah liat untuk banyak pabrik dan menghasilkan tembikar sangat terkenal  selama berabad-abad. Sejak 1802 keramik berkualitas tinggi dibuat dan karena itu merupakan pusat produksi utama keramik Rusia. Salah satu kebanggaan Rusia adalah hasil keramiknya, walaupun keramik produksi Cina lebih baik tapi keramik prosuksi rusia tidaklah di bilang jelek.

Sejarah masuknya keramik di Rusia berasal dari Eropa juga berhubungan dengan saat kekuasaan Tsar dimana keramik sangatlah disukai dan hanya digunakan oleh para bangsawan, sebab keramik di sukai bukan hanya karena keindahan tapi juga karena kekuatannya. Saat itu banyak orang percaya bahwa subtansi dalam keramik proslen adalah ajaib, dimana jika ada racun pada makan dan minuman yang menggunakan peralatan makan dan minuman yang terbuat dari kramik proslen maka warnanya akan berubah.

Pada pabrik ini kita mengitip lebih jauh tentang pembuatannya....

Ghzel merupakan keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni  yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silica, bahanya di ambil dari sekitar rusia terutama diambil dari Siberia, tanah liat tahan api ini ada yang berwana kemerahan yang tedapat di daerah ghzel ataupun yang berwarna putih yang terdapat di daerah Siberia.





Pembentukan pada pabrik karena bersifat massal maka digunakan dengan teknik cetak, dimana pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi temple, tanah liat di diamkan dalam cetakan sampai mengeras, kemudian  tanah liat yang mengeras lalu dibentuk, lalu dihaluskan dan membuang sisi yang tidak rata sehingga sempurna.




Kemudian dilanjutkan dengan proses pembakaran. Tanah liat dibakar  sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C, setelah keluar dari proses pembakaran bentuknya akan menciut hingga 40 persen lebih kecil












Setelah itu untuk mengetahui kontrol kwalitas hasil apakah ada retak atau tidak, keramik yang sudah di bakar di celupkan ke larutan pewarna merah muda agar jika ada retak akan terlihat jelas








Di pabrik yang saya kunjungi ini menggunakan dekorasi pada keramiknya yaitu berupa teknik lukis under glaze (dibawah glasir) dimana lukisan diterapkan pada benda keramik sebelum diglasir dengan menggunakan pewarna khusus keramik, bahan pewarna yang dibunakan disini yaitu kobalt sehingga menimbulkan warna biru setelah dibakar kembali, dengan  penyelesaian akhir pembakar pada temperatur ± 800°C. 


Keramik Gzhel menmpunyai ciri sendiri dalam model dan motif keramiknya. Kramik yang ditandai dengan warna biru dan putih khas (dimana pengaruh dari sejarah asalnya  Cina dan Eropa), walaupun ada juga keramik yang berwarna warni tapi lebih dominan warna keramik dengan biru putih. Keramik cukup sangat populer  bagi turis di Rusia berkat keindahan dan kesan elegan, sehingga adalah ideal bagi mereka yang ingin menghias ruangan dengan gaya dan menjadikan koleksi unik dalam jenisnya. 








Pada pabrik ini yang dibuat adalah pernak-pernik alat makan-minum, tempat garam-lada, botol-botol vodka atau minuman hias, vas bunga, patung-patung dan banyak lagi yang dapat memperindah lingkungan rumah atau yang lainnya.

Penduduk daerah di sekitarnya dari produk Gzhel ini cukup banyak mendapatkan lapangan pekerjaan, dan pengolahan dari pabrik yang sudah cukup lama (alat2 yang digunakan masih alat-alat tua) tapi bisa menghasilkan keramik yang elegan dan cantik.Dari kunjungan ini kita bisa juga sebagai pembanding keramik di Indonesia dimana dari segi pengolahan dan ciri khas desain finishing  perlu di tingkatkan kembali, sehingga bisa meningkatkan nilai jual yang membantu peningkatan ekonomi. Dari sini di harapkan peningkatan pendapatan rajin keramik Indonesia dan untuk lebih luasnya penduduk Indonesia.

Semoga berguna dan dapat menjadi info yang mambantu.