Jika pertanyaan Rusia bagi orang Indonesia adalah komunis, dengan latar belakang Indonesia sebelumnya maka tidak ada keraguan jika tidak banyak orang Indonesia yang mengetahui tentang Rusia. Saya sendiri sebelum datang ke Moskow cukup banyak pertanyaan besar tentang negara beruang merah ini. Setelah saya di Moskow ternyata tidaklah se-seram yang saya gambarkan, orang Rusia tidak mau di bilang komunis (walaupun mumi Lenin masih ada), Rusia sekarang mau Disebut sebagai sosialis. di Moskow khususnya banyak deretan bangunan dengan keindahan yang tertinggal dan di lestarikan. Rusia sangat menghargai peninggalan sejarahnya, sampai-sampai anak-anak di sini kalau mau wisata perginya lebih banyak ke museum bukan ke Mall.
Ditarik sejarah sebelum berdirinya Uni Sioviet, pemerintahan Rusia yaitu berupa Dinasti Romanov yang di pimpin oleh seorang Tsar, dan Peter The Grade adalah generasi Tsar ke tiga yang membuat Rusia melonjak pesat maju dari segala bidang. Ia pernah pindah ibukota Rusia ke St, Petersburg.
Meskipun Peter The Grade terkenal kejam tapi membawa Dinastinya dari keadaan yang terbelakang menjadi maju dan modern dari bidang industri dan perdagangan, pendidikan, juga mengorganisasi tentara Rusia menjadi kekuatan maritim. Sebelum menjadi Tsar ia pernah pergi ke Eropa Barat untuk mempelajari berbagai ilmu, sehingga saat ia memimpin banyak pembangun bergaya Eropa, perindustrian dan perdagangan yang maju, serta memperluas wilayah Rusia.
Saat ke Eropa Peter The Great melihat Versailles di Perancis sangat terkesan, maka tahun 1714 dibangun Istana Peterhof dengan bentuk yang sama dengan yang di Perancis, bahkan lebih indah dari yang di Perancis. Dibangunnya Istana Juga untuk memperingati Kemenagan Rusia terhadap Swedia. Dimana Istana dibangun tepat menghadap Laut Baltik.
Daya tarik utama di Peterhof yang indah adalah Taman Bawah dengan 150 air mancur dan empat riam (air terjun kecil) utama, sedangkan yang paling menakjubkan adalah The Grade Casade yang terletak di depan Imperial Palace (depan halaman Istana Peterhof ) kolam dihiasi dengan beberapa air mancur . Semua air tong ini akan terus mengalir selama musim panas sampai pertengahan musim gugur, jadi kalau musim dingin ke sini jangan harap akan melihat air tong, karena itu Istana Peterhof ini juga disebut dengan Istana Musim Panas, dan para Tsar senang ke istana ini saat musim panas .
Yang hebatnya lagi menurut guide saya: mengalirnya semua air mancur ini tidak memakai pompa, tapi memakai sistem fisik dimana menggunankan sistem perbedaan tekanan dan klep. Tidak bisa di bayangkan perhitungan fisiknya sangat tepat sekali, karena jika saya memperhatikan tinggi pendeknya udara yang keluar diatur sesuai, sehingga membentuk keindahan. Jadi saya ingat rumah yang di Indonesia, kadang kala kalau kran kamar mandi yang dekat pompa hidup eh… keran yang di depan taman hanya keluar menetes…apa pak pembangun yang membuat instalasi kerannya enggak pakai hitunga fisika ya???
Di tengah kolam besar utama terdapat Patung “Samson, yang sedang mencabik-cabik rahang singa dimana Samson melambangkan Rusia mengalahkan Swedia - singa, yang letaknya tepat mengarah Laut Baltik.
Turun kebawah dari halaman Istana terdapat taman dengan berbagai macam air mancur dan riam (air terjun kecil) untuk dilihat dan mengagumkan, di antaranya adalah : Air Mancur Romawi, Air Mancur Adam dan Hawa , Riam Lion , Riam Golden Hill dan Riam Bukit Naga, Air Mancur Sun, Air Mancur Piramida, dan beberapa gerakan air mancur . Di daerah teluk taman yang terletak di tepi Finlandia, juga terdapat Istana Monplaisir (bahasa Prancis “mon plaisir” berarti “senang hati”), dimana di depanya terdapat Gabungan air mancur yang terletak di tengah-tengah taman dan dalam ditata gaya lama (sama seperti saat dibuat Petrus). Istana Monplaisir ini dibuat memang kesenangan Peter Agung dengan gaya Belanda.
Dalam perjalanan mengelilingi taman untuk melihat tempat-tempat Air mancur dan kolam dengan air terjun kecil /riam tadi, kita akan menikmati pemandangan yang tidak kita temui di Indonesia yaitu pemandangan musim gugur yang menurut saya sangat indah dimana hamparan pohon dengan daun yang warna-warni menyerupai lampu stop-an (lampu lalu-lintas). Ditambah lagi sisi bagian luar yang merupakan pantai dengan laut luas, sehingga kalau kita lelah berjalan bisa duduk istirahat sambil menikmati pemandangan dengan wangi wangi kayu. Terasa damai dan indahnya dunia ini seolah-olah tidak akan ada lagi persoalan yang akan dihadapi
.
Terbayang saat dahulu dimana para Tsar menikmati keindahan tamannya, mungkin bisa seharian hanya duduk-duduk dintaman, dan pergi ke lokasi air mancur yang letaknya terpisah-pisah. Dari sini kita bisa mengetahui bawha Peter The Great yang membangun ini sudah memikirkan dari awal semuanya, dan dari penataan yang ada kita bisa mengetahui bawa Peter the Great sudah punya pemikiran yang maju ke depan serta punya pandangan seni yang bagus.
Saat berjalan kadang kala ada daun yang berjatuhan sehingga membuat suasana lebih Indah, Saya jadi teringat puisi Puskin kembali tentang The Flower of Autumn Days, mungkin dia membuat puisi itu saat di taman Peterhof ini, karena ada literatur yang saya baca Puskin juga suka ke taman ini .
Bunga-bunga di musim gugur
Bunga-bunga di musim gugur
Lebih manis daripada bunga-bunga pertama di padang rumput
Karena mereka membangkitkan kesan,
Yang kuat, meskipun mungkin mereda,
Sama seperti rasa sakit karena perpisahan
Lebih kuat dari manisnya kurma.
(oleh Aleksander Pushkin)
Bunga-bunga di musim gugur
Lebih manis daripada bunga-bunga pertama di padang rumput
Karena mereka membangkitkan kesan,
Yang kuat, meskipun mungkin mereda,
Sama seperti rasa sakit karena perpisahan
Lebih kuat dari manisnya kurma.
(oleh Aleksander Pushkin)