Semalam diantara deret-deret kemegahan gempita dan sorotan lampu. Tawa, canda dengan gemuruh musik memasuki
September ceria. Bunyi botol terbuka diantara kerumunan manusia, tampak bayak wajah meriah di antara dalam campuran rasa hati sedih-senang-gundah dan lainnya, canda keakraban diantara rasa iri, niat, dan strategi, simpati diantara kemegahan makanan yang ada.
Pagi ini, di sisi lorong jalan, dalam dingin tiupan angin memasuki musim gugur, bulan yang mulai lembab dan basah, dimana matahari kadang timbul dan kadang bersembunyi di balik awan, selain itu mulai beberapa helai daun jatuh di atas trotoar jalan raya. Duduk segerombolan para wajah putih dengan mata cenderung segaris membuka bekal makanan yang ada, sapu yang di pegang di senderkan pada batang pohon besar, yang beberapa daunnya sudah mulai menguning kemerahan. Senyum dan tawa tampak tanpa ringan tak terdengar berat seperti pekerjaan yang baru saja mereka lakukan. Hanya dua potongan roti besar dan tiga buah sawarma tergeletak saling berbagi.
Tak jauh dari itu, segerombolan anak sekolah dengan baju hitam putih mereka, warna yang jelas berseberangan tapi mempunyai arti saling melengkapi dalam keseimbangan. Juga terdengar teriak canda tawa dari gerombolan yang ada, membahas tentang sekolah dan awal masuk tahun ajaran baru. Tak terlihat beban seperti kurikulum Indonesia, bahkan terdengar simpel dengan ilmu kehidupan dasar yang sudah tercakup budi pekerti di dalamnya, bahkan mereka berbicara sangat bergairah untuk membuat karya juga tugas yang akan di tunjukkan di depan kelasnya nanti.
Hanya bergeser sudut 90 derajat, tampak dua wanita yang telah berumur membawa dorongan yang tentunya berisi bahan belanjaan, mengetahui ini karena terlihat beberapa roti , juga beberapa helai daun selada, serta daun bawang diantara bawaan mereka. Santai mendorong di seling tawa, mungkin kira-kira usia mereka sudah mencapai kepala tujuh, walaupun mendorong bahan belanjaan, tapi pakaiannya tetap modis tak layu dengan topi dan jaket kembang warna-warni pada keduanya, pemandangan yang berbeda untuk seusia mereka di negeri tercinta…
Di tengah asik melihat, tiba-tiba mobil putih besar bercorak merah melintas dan parkir di sebelah kiri jalan tepatnya di depan gedung, salah satu orang berpakaian serba putih bergegas masuk ke dalam gedung dengan tas besar yang dibawa, tak beberapa lama dengan berlari kecil digendong olehnya anak mungkin berusia dua tahun, dengan nafas yang agak tersengal - sengal, temannya yang di dalam mobil sudan menyiapkan peralatan dan oksigen yang langsung di pasang. Kemudian mobil putih yang bercorak merah dengan tulisan медицинская (meditsinskaya) melaju cukup cepat kembali.
Melihat semua ayang ada, baru teringat… ternyata bulan ini adalah
September, yang mana akan juga bulan bertambahnya usia pada orang yang lahir di bulan ini. Kiranya tiap bulan ada yang datang dan pergi, ada canda dan sedih, ada kerja keras dan perayaan, tapi semua yang ada di dunia ini, tubuh, teman, cinta, sedih, rumah, harta, matahari, bulan, bumi, dan segalanya hanya merupakan pinjaman dan tak ada yang dapat memilikinya secara abadi… jadi sebenarnya semua dari tiada menjadi ada, kemudian akan tiada lagi di dunia ini…
Hanya nama persahabatan yang murni, rasa cinta yang tulus, karya yang yang baik dan indah, serta Taqwa pada Ilahi yang akan tetap abadi
Moskow, menjelang musim gugur
Buat adikku Ratna tercinta